Menu Islam
KOBE BAND
Sejarah Ahli Hadist
Mini Globe
Blog Archive
-
▼
2011
(32)
-
▼
Februari
(27)
- Sejarah Singkat Imam Tirmizi
- Sejarah Singkat Imam Syafi'i
- Sejarah Singkat Imam Muslim
- Sejarah Singkat Imam Malik
- Sejarah Singkat Imam Hanbali
- Sejarah Singkat Imam Hanafi
- Sejarah Singkat Imam Bukhari
- Sejarah Singkat Imam An-Nawawi
- Sejarah Singkat Imam Al Baihaqi
- As-Sunnah, Wahyu Kedua Setelah Al-Qur`an
- Wasiat Aqidah Imam Syafi’i
- Tuhan Itu Ada
- Sejarah Nabi Muhammad SAW
- Sejarah Islam
- Menuntut ilmu
- Keajaiban Al-Quran
- Tips Agar Percaya Diri
- Menumbuhkan Motivasi Pelajar
- Album Kobe Beredar
- Hal Yang Membuat Lelaki Jatuh Cinta
- Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal
- MENUMBUHKAN MINAT BACA BAGI SISWA
- DAMPAK PERGAULAN BEBAS BAGI REMAJA
- Bahaya Merokok ...!!!!
- Awal Mula Terbentuknya Kobe
- Cara Mempromosikan Blog
- Cara Membuat Blog
-
▼
Februari
(27)
Sabtu, 26 Februari 2011
Sejarah Singkat Imam Tirmizi
Khazanah keilmuan Islam klasik mencatat sosok Imam Tirmizi sebagai salah satu periwayat dan ahli Hadits utama, selain Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan sederet nama lainnya. Karyanya, Kitab Al Jami', atau biasa dikenal dengan kitab Jami' Tirmizi, menjadi salah satu rujukan penting berkaitan masalah Hadits dan ilmunya, serta termasuk dalam Kutubus Sittah (enam kitab pokok di bidang Hadits) dan ensiklopedia Hadits terkenal. Sosok penuh tawadhu' dan ahli ibadah ini tak lain adalah Imam Tirmizi.
Dilahirkan pada 279 H di kota Tirmiz, Imam Tirmizi bernama lengkap Imam Al-Hafiz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At-Tirmizi. Sejak kecil, Imam Tirmizi gemar belajar ilmu dan mencari Hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri, antara lain Hijaz, Irak, Khurasan, dan lain-lain.
Dalam lawatannya itu, ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-guru Hadits untuk mendengar Hadits dan kemudian dihafal dan dicatatnya dengan baik. Di antara gurunya adalah; Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud. Selain itu, ia juga belajar pada Imam Ishak bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin Abdurrahman, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni', dan lainnya.
Perjalanan panjang pengembaraannya mencari ilmu, bertukar pikiran, dan mengumpulkan Hadits itu mengantarkan dirinya sebagai ulama Hadits yang sangat disegani kalangan ulama semasanya. Kendati demikian, takdir menggariskan lain. Daya upaya mulianya itu pula yang pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya ia hidup sebagai tuna netra. Dalam kondisi seperti inilah, Imam Tirmizi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada usia 70 tahun.
Di kemudian hari, kumpulan Hadits dan ilmu-ilmunya dipelajari dan diriwayatkan oleh banyak ulama, di antaranya; Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin Mahmud Anbar, Hammad bin Syakir, Abd bin Muhammad An-Nasfiyyun, Al-Haisam bin Kulaib Asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf An-Nasafi, Abul-Abbas Muhammad bin Mahbud Al-Mahbubi, yang meriwayatkan kitab Al-Jami' daripadanya, dan lain-lain. Mereka ini pula murid-murid Imam Tirmizi.
Banyak kalangan ulama dan ahli Hadits mengakui kekuatan dan kelebihan dalam diri Imam Tirmizi. Selain itu, kesalehan dan ketakwaannya pun tak dapat diragukan lagi. Salah satu ulama itu, Ibnu Hibban Al-Busti, pakar Hadits, mengakui kemampuan Tirmizi dalam menghafal, menghimpun, menyusun, dan meneliti Hadits, sehingga menjadikan dirinya sumber pengambilan Hadits para ulama terkenal, termasuk Imam Bukhari.
Sementara kalangan ulama lainnya mengungkapkan, Imam Tirmizi adalah sosok yang dapat dipercaya, amanah, dan sangat teliti. Kisah yang dikemukakan Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Tahzib At-Tahzibnya, dari Ahmad bin Abdullah bin Abu Dawud, berikut adalah salah satu bukti kelebihan sang Imam :
Saya mendengar Abu Isa At-Tirmizi berkata, "Pada suatu waktu dalam perjalanan menuju Mekkah, dan ketika itu saya telah menulis dua jilid buku berisi Hadits-hadits berasal dari seorang guru. Guru tersebut berpapasan dengan kami. Lalu saya bertanya-tanya mengenai dia, mereka menjawab bahwa dialah orang yang kumaksudkan itu. Kemudian saya menemuinya. Dia mengira bahwa 'dua jilid kitab' itu ada padaku. Ternyata yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang mirip dengannya. Ketika saya bertemu dengannya, saya memohon kepadanya untuk mendengar Hadits, dan ia mengabulkan permohonan itu. Kemudian ia membacakan Hadits yang telah dihafalnya. Di sela-sela pembacaan itu ia mencuri pandang dan melihat bahwa kertas yang kupegang ternyata masih putih bersih tanpa ada tulisan sesuatu apa pun. Melihat kenyataan itu, ia berkata, 'Tidakkah engkau malu kepadaku?' Lalu aku bercerita dan menjelaskan kepadanya bahwa apa yang ia bacakan itu telah kuhafal semuanya. 'Coba bacakan!' perintahnya. Aku pun membacakan seluruhnya secara beruntun. Ia bertanya lagi, 'Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?' Aku menjawab, 'Tidak.' Kemudian saya meminta lagi agar dia meriwayatkan Hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan 40 Hadits yang tergolong Hadits-hadits sulit atau gharib lalu berkata, 'Coba ulangi apa yang kubacakan tadi!' Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai, dan ia berkomentar, 'Aku belum pernah melihat orang seperti engkau.' "
Selain dikenal sebagai ahli dan penghafal Hadits, mengetahui kelemahan-kelemahan dan perawi-perawinya, Imam Tirmizi juga dikenal sebagai ahli fiqh dengan wawasan dan pandangan luas. Pandangan-pandangan tentang fiqh itu misalnya, dapat ditemukan dalam kitabnya Al-Jami'.
Kajian-kajiannya mengenai persoalan fiqh ini pula mencerminkan dirinya sebagai ulama yang sangat berpengalaman dan mengerti betul duduk permasalahan yang sebenarnya. Sebagai tamsil, penjelasannya terhadap sebuah Hadits mengenai penangguhan membayar piutang yang dilakukan si berutang yang sudah mampu, sebagai berikut: "Muhammad bin Basysyar bin Mahdi menceritakan kepada kami. Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abi Az-Zunad, dari Al-Arai dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bersabda: Penangguhan membayar utang (yang dilakukan oleh si berutang) yang mampu adalah suatu kezaliman. Apabila seseorang di antara kamu dipindahkan utangnya kepada orang lain yang mampu membayar, hendaklah pemindahan utang itu diterimanya."
Bagaimana penjelasan sang Imam? Berikut ini komentar beliau, "Sebagian ahli ilmu berkata: 'Apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang mampu membayar dan ia menerima pemindahan itu, maka bebaslah orang yang memindahkan (muhil) itu, dan bagi orang yang dipindahkan piutangnya (muhtal) tidak dibolehkan menuntut kepada muhil.' Sementara sebagian ahli lainnya mengatakan: 'Apabila harta seseorang (muhtal) menjadi rugi disebabkan kepailitan muhal 'alaih, maka baginya dibolehkan menuntut bayar kepada orang pertama (muhil). Alasannya adalah, tidak ada kerugian atas harta benda seorang Muslim. Menurut Ibnu Ishak, perkataan 'Tidak ada kerugian atas harta benda seorang Muslim' ini adalah 'Apabila seseorang dipindahkan piutangnya kepada orang lain yang dikiranya mampu, namun ternyata orang lain itu tidak mampu, maka tidak ada kerugian atas harta benda orang Muslim (yang dipindahkan utangnya) itu'." demikian penjelasan Imam Tirmizi.
Ini adalah satu contoh yang menunjukkan kepada kita, betapa cemerlangnya pemikiran fiqh Imam Tirmizi dalam memahami nash-nash Hadits, serta betapa luas dan orisinal pandangannya itu. Hingga meninggalnya, Imam Tirmizi telah menulis puluhan kitab, diantaranya: Kitab Al-Jami', terkenal dengan sebutan Sunan at-Tirmizi, Kitab Al-'Ilal, Kitab At-Tarikh, Kitab Asy-Syama'il an-Nabawiyyah, Kitab Az-Zuhd, dan Kitab Al-Asma' wal-Kuna.
Selain dikenal dengan sebutan Kitab Jami' Tirmizi, kitab ini juga dikenal dengan nama Sunan At-Tirmizi. Di kalangan muhaddisin (ahli Hadits), kitab ini menjadi rujukan utama, selain kitab-kitab hadits lainnya dari Imam Bukhari maupun Imam Muslim.
Kitab Sunan Tirmizi dianggap sangat penting lantaran kitab ini betul-betul memperhatikan ta'lil (penentuan nilai) Hadits dengan menyebutkan secara eksplisit Hadits yang sahih. Itu sebabnya, kitab ini menduduki peringkat ke-4 dalam urutan Kutubus Sittah, atau menurut penulis buku Kasyf Az Zunuun, Hajji Khalfah (w. 1657), kedudukan Sunan Tirmizi berada pada tingkat ke-3 dalam hierarki Kutubus Sittah.
Tidak seperti kitab Hadits Imam Bukhari, atau yang ditulis Imam Muslim dan lainnya, kitab Sunan Tirmizi dapat dipahami oleh siapa saja, yang memahami bahasa Arab tentunya. Dalam menyeleksi Hadits untuk kitabnya itu, Imam Tirmizi bertolak pada dasar apakah Hadits itu dipakai oleh fuqaha (ahli fikih) sebagai hujjah (dalil) atau tidak. Sebaliknya, Tirmizi tidak menyaring Hadits dari aspek Hadits itu dhaif atau tidak. Itu sebabnya, ia selalu memberikan uraian tentang nilai Hadits, bahkan uraian perbandingan dan kesimpulannya.
Diriwayatkan, bahwa ia pernah berkata: "Semua Hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah dapat diamalkan." Oleh karena itu, sebagian besar ahli ilmu menggunakannya (sebagai pegangan), kecuali dua Hadits, yaitu: Pertama, yang artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW menjamak shalat Dhuhur dengan Ashar, dan Maghrib dengan Isya, tanpa adanya sebab takut dan dalam perjalanan.'' Juga Hadits, "Jika ia peminum khamar, minum lagi pada yang keempat kalinya, maka bunuhlah dia." Hadits mengenai hukuman untuk peminum khamar ini adalah mansukh (terhapus) dan ijma' ulama pun menunjukkan demikian. Sedangkan mengenai shalat jamak, para ulama berbeda pendapat atau tidak sepakat untuk meninggalkannya. Sebagian besar ulama berpendapat boleh hukumnya melakukan shalat jamak di rumah selama tidak dijadikan kebiasaan. Pendapat ini adalah pendapat Ibn Sirin dan Asyab serta sebagian besar ahli fiqh dan ahli Hadits juga Ibn Munzir.
Beberapa keistimewaan Kitab Jami' atau Sunan Tirmizi adalah, pencantuman riwayat dari sahabat lain mengenai masalah yang dibahas dalam Hadits pokok (Hadits al Bab), baik isinya yang semakna maupun yang berbeda, bahkan yang bertentangan sama sekali secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu, keistimewaan yang langsung kaitannya dengan ulum al Hadits (ilmu-ilmu Hadits) adalah masalah ta'lil Hadits. Hadits-hadits yang dimuat disebutkan nilainya dengan jelas, bahkan nilai rawinya yang dianggap penting. Kitab ini dinilai positif karena dapat digunakan untuk penerapan praktis kaidah-kaidah ilmu Hadits, khususnya ta'lil Hadits tersebut
Anda Pengunjung Ke...
Menu Blog dan Komputer
Kumpulan Artikel
Pendidikan
Clock
Calender Islamic
Strategi & Tips Ujian Nasional
Strategi & Tips Ujian Nasional
Ujian nasional memang telah menjadi momok tersendiri khususnya bagi teman-teman yang duduk di kelas 9 SMP dan kelas 12 SMA. Bagaimana tidak, perjuangan belajar selama 3 tahun ditentukan dalam waktu yang kurang dari satu minggu. Meskipun belum ada keputusan resmi dari pihak pemerintah apakah ujian nasional 2011 tetap diadakan, namun kalian harus siap siaga mulai dari sekarang. Mengapa? karena UN benar-benar butuh persiapan yang matang. Baik itu persiapan secara mental, materi dan juga fisik. Lalu, strategi dan tips-tips apa saja yang harus dilakukan agar lulus ujian nasional 2011? Berikut ini strateginya.
1. Mantapkan pemahaman akan materi ujian mulai dari sekarang
Hal ini penting agar kalian tidak kelabakan saat ujian sudah semakin dekat. Konsentrasi pada materi yang menurut kalian sulit seperti fisika, matematika dan kimia. Tuliskan rumus-rumus dan pengertian penting di dinding kamar kalian agar bisa selalu terbaca atau dengan cara lain yang menurut kalian unik dan menarik.
2. Mintalah ke pihak sekolah SKL (Standar Kompetensi Lulusan) UN tahun sebelumnya
SKL ini berfungsi sebagai panduan kalian mengenai materi apa saja yang harus dipelajari menghadapi UN. Dari pengalaman, SKL ini tidak jauh berbeda dengan SKL dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi, pastikan kalian memiliki SKL agar pembelajaran kalian dapat lebih tersruktur.
3. Sering-seringlah belajar kelompok dengan teman-teman yang pintar
Nah, ini sebenarnya memudahkan kalian untuk bertanya jika terdapat sesuatu yang kurang kalian pahami. Sebab terkadang kita lebih mengerti materi jika dijelaskan oleh teman sebaya kita. Selain itu kalian juga bisa tertular semangat mereka untuk terus belajar dan belajar. Yang terpenting jangan membicarakan hal-hal yang tidak penting saat belajar kelompok seperti menggosip, ketawa-ketiwi atau hal-hal lain yang bisa mengganggu konsentrasi belajar.
4. Kurangi bermain
Yang ini mungkin berat bagi kalian tapi ingat, jangan korbankan masa depanmu hanya demi bermain. Perbanyaklah belajar. Bermain cukuplah dihari sabtu dan minggu sekedar pelepas lelah dikala letih.
5. Seringlah berlatih mengerjakan soal UN tahun sebelumnya
Latihan ini dimaksudkan agar kalian terbiasa mengahadapi soal-soal UN yang njlimet dan sulit. Pengalaman, soal-soal UN sebenarnya hampir mirip dengan soal dari tahun sebelumnya. Jadi, biasakanlah diri kalian untuk sering mengerjakan soal UN. Jika tidak paham tanyakanlah pada guru kalian.
6. Jaga kesehatan kalian
Ini juga penting. Meskipun biasanya kalian sering pulang larut malam karena harus mengikuti les dan bimbingan belajar. jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan agar tetap fit. Berkonsultasilah ke dokter agar dibuatkan multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Jangan sampai saat hari H tiba kalian sakit dan tidak bisa mengikuti ujian. Dijamin, perjuangan kalian selama bertahun-tahun akan sirna begitu saja. Jadi, jaga kesehatanmu baik-baik.
7. Ikuti try out UN
Biasanya menjelang UN banyak sekali bimbel atau organisasi yang menyelenggarakan try out ujian nasional. Try out ini berguna untuk mengukur seberapa jauh kalian menguasai dan mendalami materi-materi yang akan diujiankan. So, ikuti aja try out-try out tersebut insya Allah berguna berguna buat kalian.
8. Dekatkan dirimu pada Tuhan
Jika ikhtiar dan usaha telah dilaksanakan, kini saatnya menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan yang maha kuasa. Bagi kalian yang muslim seringlah shalat tahajjud dan berdoa kepada Allah agar dibukakan pikiran dan diberi pemikiran yang jernih serta hati yang tenang. Ini menjadi kekuatan besar saat hari H nanti. Jika dekat dengan Tuhan niscaya ketika kalian mengerjakan soal-soal UN kalian bisa lebih percaya diri sehingga memudahkan dalam mengingat segala sesuatu yang pernah dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar